Biarkan Ini Tak Berjudul

Tuhan…

Aku gak ada rencana mau posting ini. Kerjaan juga masih ada tuh di meja. Tapi entah mengapa aku barusan sempat membaca tulisannya lagi, entah untuk yang keberapa kali.

Tuhan, terimakasih untuk tidak mengambilnya saat itu… Terimakasih sangat Tuhan… 🙂

Banyak yang suka merindukannya Tuhan. Aku tahu itu akan membuatnya mengerti bahwa ia tidak akan pernah sendiri dan tidak harus bertahan untuk tetap menyendiri. Untukku, mengetahui bahwa banyak orang yang menyayanginya cukup untuk bisa membuatku tersenyum bahagia. Saking bahagianya sampai-sampai mataku ini basah. Ah yang sebenarnya cengeng itu aku Tuhan, bukan dia hehehehehe..

Terimakasih Tuhan, telah memberiku kesempatan ini, kesempatan bisa ada untuknya…
Kuatkan dia selalu ya Tuhan sayang… Melihat dan mendengarnya menangis dapat menjadi kesedihanku. Melihat dan mendengarnya tertawa telah menjadi kelegaanku. Jangan biarkan sesuatu yang buruk terjadi padanya ya Tuhan.. karena aku sangat menyayanginya.. Bolehkah permohonanku itu hanya beralasankan atau berdasarkan karena rasa sayangku Tuhan? 🙂

Jagalah juga keluarganya, Tuhan..

Aku cuma bisa meminta segala sesuatunya sama Engkau Tuhan..

🙂

4 thoughts on “Biarkan Ini Tak Berjudul

  1. Tuhan..
    Aku juga ga ada rencana mau komentar disini. Melihat dan merasakan apa yang kubaca tiba tiba jempolku gatel untuk menguntai kata ini. Dan beruntungnya aku masih memiliki dia hingga detik ini. Aku tau dia bukan milikku. Melainkan milik Mu. Tapi boleh y Tuhan aku pinjam dia sebentar buat nemenin aku selama aku disini? Boleh kan? Boleh dong? Iya kan? Iya dong? Hehehe. Oya, jangan buat dia sakit melulu y Tuhan. Aku sedih kalo dia sakit. Iya aku tau dia spesial untukmu. Begitupun untukku. Jadi beri dia keajaiban ya. Makasih Tuhan. Tuhan baiiikk bgt sama aku. 🙂

  2. Akhirnya, saat itu tiba
    Saat Allah benar – benar menjawab
    Semua doa’mu tentangnya..

    Jelas Sekali..
    Semua terdengar dan terlihat dengan jelas
    Sepasang nama terukir indah dengan tinta emas
    Berniat tulus menyempurnakan agama
    Sebuah ‘Walimatul Ursy’

    Wahai Penguasa Malam,
    Benarkan ini jawaban akhir-Mu?
    Sejuta pertanyaan hinggap dihatimu
    Kenapa bukan aku? Mengapa ya Tuhan?

    Tetes airmata deras mengalir
    Mengungkap hati yang terdalam
    Yang kembali menerka
    Menerka rahasia jawaban Sang Penentu Takdir

    Ya Allah,
    Kini kau pun sadar
    Kau mulai belajar menahan lapar dahagamu untuk Sang Khalik
    karena dia..
    Kau mulai sering melantunkan ayat – ayat suci-Nya
    karena dia…
    Semua karena dia..

    Wahai penggegam hati
    Terima kasih kau telah mempertemukan aku dengannya
    Kau tiupkan sejuta cinta di hati untuknya
    Semua hanya agar aku dapat lebih dekat dengan-Mu

    Meski hati menanggung perih
    Meski dada terasa sesak dan jiwa terluka
    Ikhlasku akan kehendak-Mu untukku
    Karena semua takdir-Mu adalah baik…

    Dan akhrinya kau pun mengerti…

Leave a reply to ordinaryoktaviani Cancel reply