Kau Tak Akan Terganti

Fauzi Syuaib. Saya kembali teringat nama itu ketika tidak sengaja mendengar lagu ‘Tak Akan Terganti’ diputar oleh adik saya di rumah.

Ia akrab dipanggil dengan “Bang Ojie’. Usianya sekitar 40tahunan kala itu. Ya, sekitar hampir 3 tahun yang lalu.

Tahun itu tahun dimana saya dan beberapa teman memutuskan bahwa kami harus jadi sarjana tahun itu juga. Lebih cepat satu semester dari titik normal. Hanya ada waktu 4 bulan untuk kami menyelesaikan skripsi.

Saya, memilih Bang Ojie sebagai Dosen Pembimbing. Dosen yang awalnya amat saya “segani”. Dosen yang awalnya sangat tidak menarik saya untuk berdekat-dekatan. Salahnya bukan pada Bang Ojie. Tapi pada saya, mahasiswa malas. Diawal-awal mata kuliah bersama Bang Ojie, beliau selalu berusaha membuat mahasiswanya mau membaca buku, lalu beliau akan menanyakan ilmu yang terkandung di dalam buku tersebut. Pokoknya saya melihat beliau sebagai dosen yang ‘strik’.

Namun dibalik itu semua, saya tahu Bang Ojie punya kualitas. Karena itu tanpa berpikir dua kali saya menginginkan beliau untuk dapat menjadi Dosen Pembimbing Skripsi saya. Dan bukan hanya saya. Begitu banyak mahasiswa yang juga ingin dibimbing skripsi oleh Bang Ojie. Kami berusaha saling mendahului “meminang” Bang Ojie, karena kalau sudah terlalu banyak yang ‘meminang’ akan ada nama-nama yang “dilempar” ke dosen lainnya.

Anggaplah saya beruntung, saya menjadi salah satu mahasiswa bimbingan beliau.

Saya memilih tema skripsi yang berhubungan dengan “Pesohor”, seseorang yang terkenal atau dikenal orang banyak melalui karyanya. Fira Basuki, seorang penulis, novelis sekaligus Pemimpin Redaksi salah satu majalah terkenal adalah pesohor yang saya pilih.

Seorang pesohor tentu saja memiliki kesibukan sendiri. Di awal saya ragu bahwa saya bisa mendapatkan cukup data dengan kesibukan Mba Fira. Dan Bang Ojie menyemangati saya. Memberikan tips-tips. Entah bagaimana nyatanya bisa membuat saya lebih percaya diri.

Terkadang memang ada pemikiran-pemikiran Bang Ojie yang saya rasa agak sulit saya cerna. Saya dan beberapa teman satu bimbingan berusaha mengira-ngira bagaimana sebenarnya maksud dari pembicaraan Bang Ojie. Hahahahaha. Ini tentu karena tingkatan otak kami yang ada dibawah Bang Ojie.

4 Bulan. Ditengah-tengah perjuangan kami ragu apakah kami benar-benar sanggup menyelesaikan skripsi tahun itu.

“Tidak ada yang tidak mungkin. Berusaha semaksimal mungkin. Jangan cepat menyerah.” Begitu Bang Oji pernah berkata.

Bimbingan dengan Bang Oji bukan hal yang mudah. Entah berapa kali kami bimbingan sampai larut malam, di atas jam 10. Anehnya, sesulit apapun bimbingan dengan beliau, saya dan teman-teman terus menurutinya. Kami patuh. Entah karena keinginan kami yang begitu kuat untuk lulus cepat, atau karena karisma seorang Fauzi Syuaib.

Ditengah kejaran waktu, kepenatan, kepanikan, kelelahan, ketika bimbingan saya dan teman-teman beberapa kali menyanyikan lagu ‘Tak Akan Terganti’ bersama dengan Bang Ojie. Lagu itu menjadi salah satu lagu favorit Beliau. Lagu yang menurut Bang Ojie merupakan lagu untuk Bunda, istrinya. Saya pribadi merasa moment tersebut adalah moment favorit saya kala itu.

Saya ingat, waktu menjenguk Beliau di RS Sumber Waras dan beliau akan menggambarkan peta menuju rumahnya yang baru dibangun, Beliau meminta pulpen dan kertas. Saya dan teman-teman langsung sibuk mengaduk-aduk isi tas. Kemudian, saya yang pertama mengeluarkan sebuah block note lalu saya berikan kepada beliau.

“Nah gitu dong. Jadi penulis, bergaul dengan penulis itu harus selalu bawa buku dong.” Ucap Bang Ojie sambil mencoret-coret block note saya. Saya cuma bisa nyengir.

Akhirnya skripsi bisa diselesaikan tepat waktu. Saya ingat saya berlari-lari di lorong kampus menuju sekretariat karena waktu mengumpulkan tinggal sedikit. Setahu saya dan teman-teman, waktu sidang biasanya 5 hari sampai satu minggu setelah skripsi dikumpulkan.

Namun biasanya tidak selalu terjadi seperti biasanya.

Sorenya, dihari yang sama, saya diberitahu bahwa sidang skripsi saya akan diadakan esok siangnya.

Saya bukan hanya terkejut, tapi juga setengah syok. Saya belum ada persiapan apapun untuk sidang. Ingin membuat presentasi seperti apa juga belum terbayang di kepala saya.

Setelah mengetahui kabar itu saya duduk di depan (antara) Blog Cafe dan Restoran Korea yang ada di fisip. Nggak lama, Bang Ojie datang menghampiri saya. Beliau duduk di sebelah kiri saya.

“Gimana?” Tanya beliau.

“Saya sidang besok siang, Bang…” Jawab saya. Datar dan lemas berbaur.

Bang Ojie sempat terdiam. Sama seperti saya, memandang ke depan.

Tiba-tiba Bang Oji merangkul saya seperti seorang ayah.

“Ya udah gak apa-apa. Pasti bisa kok.” Ujarnya.

Saya masih diam sesaat.

“Saya belum siapin apa-apa, Bang…”

“Kamu bisa kok. Udah tenang aja…” Ujar Bang Ojie lagi.

Beliau kemudian mengusap-usap pundak saya. Berusaha menenangkan. Berusaha membuat saya percaya diri dan percaya bahwa semua akan baik-baik saja.

Mungkin Bang Ojie nggak pernah tahu bahwa apa yang ia lakukan sore itu bernilai sesuatu untuk saya. Saya nggak pernah menyangka akan ada rangkulan dan usapan seperti itu. Ditambah kalimat-kalimat (sederhana) penyemangat. Semuanya yang sore itu seolah khusus diberikan hanya untuk saya dari seorang Fauzi Syuaib.

Dan sidang skripsi pun terlewati. Saya baik-baik saja. J

Bang Ojie sudah tiada. Penyakit komplikasi menggerogoti tubuhnya, kemudian Tuhan mengambil Beliau untuk menghilangkan sakitnya….

Bagaimana di atas sana, Bang? Saya sangat berharap, berdoa Abang benar-benar sudah bahagia di sana…

Mahasiswa yang sekarang kurang beruntung, Bang… Karena mereka belum sempat kenal Abang…

Seperti lagunya Kahitna itu, Bang…

Kau tak akan terganti…

Dihati saya Abang dosen paling keren, paling cool, dan juga paling bijak…

Di hati mahasiswa yang sempat mengenal Abang lebih dekat, dan tentunya mahasiswa-mahasiswa bimbingan Abang…

Di hati kami… Kau tak akan terganti, Bang…


SNAPWORDS – MEMBELI

DAN KETIKA SAYA MENYADARI YANG SAYA BELI BUKAN HANYA BARANGNYA, BUKAN HANYA MAKANANNYA, BUKAN HANYA HTMNYA, TAPI LEBIH DARI ITU.

DAN KETIKA SAYA MENYADARI YANG SAYA BELI ADALAH PENGALAMAN, YANG SAYA BELI ADALAH KENANGAN UNTUK INGATAN-INGATAN, YANG SAYA BELI ADALAH RASA DALAM MERASAKAN

What Do U Want To Buy?

.

DAN SEKETIKA ITU PULA SEMUANYA JADI TERASA BERKALI LIPAT LEBIH MURAH.