Hello Readers!
Buat yang ngerayain Hari Raya Waisak, saya mau ngucapin Selamat Merayakan!
Pagi ini saya mulai dengan menyelesaikan buku terbaru dari Raditya Dika, ‘Marmut Merah Jambu’. Adek saya pre order buku itu lewat kutukutubuku.com.
Marmut Merah Jambu a.k.a MMJ punya cover yang didominasi warna putih, merah jambu (kalo nggak mau disebut pink), dengan gambar-gambar animasi berwarna soft, nggak ketinggalan gambar Radith yang lagi pakai kaos MMJ. Pertama kali liat buku ini yang ada di kepala gw buku ini berjenis kelamin PEREMPUAN! Iya, Perempuan! Dimata saya, diliat dari covernya, MMJ itu berjenis kelamin perempuan. Ummm… Raditnya sih tetep berjenis laki-laki lah. Eh, atau udah ganti?
Marmut Merah Jambu
Begitu adek ngasih buku ini ke saya, yang pertama kali saya ingin lihat adalah, bener nggak ada tanda tangannya Radith. Bener kok. Ada tanda tangannya Radith.
Saya: “Adek, kok tanda tangannya kayak coret-coret gini c?!!”
Adek: (Ketawa cekikikan) “Hihihihihi.” “Kan ak udah bilang tanda tangannya acak-acakkan.”
Tanda tangan Radith
Meskipun kayak coret-coretan, saya tetep seneng punya buku Radith yang ada tanda tangan Radithnya. Sebelumnya saya juga punya tanda tangan Mba Fira Basuki di bukunya ‘Astral Astria’. Bedanya, saya bisa dapat tanda tangan Mba Fira dengan langsung minta ke Mba Fira nya sendiri *ceritanya gw bangga*.
Seperti yang Radith pernah bilang di blognya, MMJ bercerita tentang cinta. Tepatnya tentang cinta dimata Raditya Dika. Saya penasaran. Bagaimana Radith akan bercerita tentang cinta, cintanya, dengan gayanya bercerita.
Beberapa cerita dalam buku ini memang sudah pernah ditulis Radith dalam blognya. Tapi entah mengapa, membaca ulang cerita-cerita itu tidak menjadi hal yang membosankan, tetap renyah, dapat membuat tertawa atau kadang menimbulkan seulas senyum.
Saya dan adek saya penasaran, apakah Radith akan memasukkan cerita cintanya dengan Sherina di buku ini. Jawabannya: Ya. Tentang gimana ceritanya, tentu lebih asik kalau kamu baca sendiri. Kalau nggak salah, dari 13 cerita yang ada, dua diantaranya bercerita tentang ia dan Sherina.
Setelah selesai membaca MMJ, saya melihat buku ini memang berbeda dibandingkan buku-buku Radith terdahulu. Buku ini lebih “human”. Lebih menyentuh. Nggak hanya membuat kita tertawa dan tersenyum, tapi juga membuat kita lebih memahami manusia lain di sekitar kita. Nggak hanya menghibur, namun juga membuat kita belajar.
‘For other people, they see me as a clown, but for you, I show you the human.’
Itu kalimat favorit yang saya dapat dari MMJ. Kalimat ini memang mengingatkan saya akan sesuatu..
Saat kamu bertemu atau bersama seseorang (atau beberapa orang), pernah nggak kamu merasa nggak menjadi diri sendiri? Pernah nggak kamu merasa kamu harus bersikap sesuai dengan “tuntutan”? Berapa kali kamu bisa bersikap “seadanya” ?
Ok, back to MMJ. Buku ini juga “memuat” tips-tips cinta ala Raditya Dika. Tips-tips yang kadang ngaco tapi kadang ada benarnya juga. Buat yang pernah nonton Kambing Jantan the Movie, melalui MMJ kita bisa tahu sedikit behind the scenenya.
Humm.. finally, I can say, I like this book! This is one of my favorite books.
You better read it by yourself, folks.
Oktaviani, Cabs!
Note:
Adekku sayang, makasih ya buat MMJnya :*