KEADAAN

Lantai 19

Malam Sabtu, 21 Februari 2014

Untuk seseorang yang sedang (kira-kira sangat) membutuhkan seseorang tapi seseorang itu tidak bisa ada untuknya, saya rasa keadaan saya saat ini cukup baik.

Untuk seseorang yang menerima kenyataan bahwa orang yang dibutuhkan untuk ada di sampingnya ternyata lebih memilih ada untuk orang lain, saya rasa keadaan saya saat ini cukup baik.

Untuk seseorang yang berharap orang yang dia butuhkan akan memiliki sifat “keras kepala” demi dia dan untuk dia, saya rasa keadaan saya saat ini cukup baik.

Entah bagaimana campur aduknya perasaan di dalam sini.

Tidak ada emosi yang keluar berlebihan.

Cukup tenang (Di luar) (dan di dalam tidak tahu harus merasa bagaimana)

Lain kali. Saya akan lebih lagi berusaha untuk ada bagi seseorang yang sedang sangat membutuhkan saya.

Tidak akan membiarkannya sendiri.

Tidak akan membiarkan dia hanya berharap saya bisa ber-keras kepala untuk ada demi dia.

Image

picture taken from: www.newgrounds.com

Disaat semuanya menumpuk.

Ketika fokus pada beberapa hal diperlukan dalam waktu yang bersamaan.

Waktu sesuatu menurun dengan resiko yang terbayang di depan mata.

 

Yang aku butuh cuma kamu dan perhatian mu.

 

Tanpa aku minta.

Karena ada dorongan dari lubuk jiwa.

Tak sekedar berpasrah pada keadaan yang dihadapkan, tapi kamu mau ‘ngotot’ mengubah kenyataan yang ada.

Image

Aku membutuhkan mu setiap saat.

Dan ada saat-saat aku membutuhkan mu, sangat.

 

Yang aku butuh cuma kamu dan perhatian mu.

Tapi tanpa aku minta.

 

Karena ada dorongan dari lubuk hati mu.

Mengusahakan dengan resiko apapun itu, demi aku.

Yang aku butuh cuma kamu dan perhatian mu.

Bolehkah tanpa aku minta?

Coming Soon Moment

For a coming soon moment. Which is supposed to be a good moment to celebrate.

Why I have this “worry” feeling..

Why I have this “afraid” feeling..

Trying to deny those feelings over and over, but finally I just… can’t.

 

For a coming soon moment.

Moment that I should pretending. Not to be me and my self.

Moment that I’m afraid of losing you around me.

Moment that deep inside my heart I don’t wanna be without you.

 Image

For a coming soon moment.

Dear Allah.

Still.

I do feel grateful. I’m here.

Many thanks for everything you already give me.

 

For a coming soon moment.

Dear Allah.

I can’t deny.

Fear and worry does exist.

Do You (Still) Believe That People Can Flying Without Wings?

Open your eyes widely. There’s so many things that can make us feel what we call as happiness.

Maybe for all this time, we didn’t realize many people around us do simple things which can make us flying without wings.

Maybe for all these years, we can’t see, either in any part of this world, many human trying to do something good, sincere, regardless of skin color, blood ties, or religion.

Do you still believe that compassion and love which wrapped sincerity still exist around us?

Do you (still) believe it? Do you wanna be part of it?

Do you (still) believe that we (still) can find that special thing, that make us able to flying without wings?

“Flying Without Wings”

Everybody’s looking for a something
One thing that makes it all complete
You’ll find it in the strangest places
Places you never knew it could beSome find it in the face of their children
Some find it in their lover’s eyes
Who can deny the joy it brings
When you’ve found that special thing
You’re flying without wingsSome find it sharing every morning
Some in their solitary lives
You’ll find it in the words of others
A simple line can make you laugh or cryYou’ll find it in the deepest friendship
The kind you cherish all your life
And when you know how much it means
You’ve found that special thing
You’re flying without wingsSo, impossible as it may seem
You’ve got to fight for every dream
‘Cause who’s to know which one you let go
Would have made you complete

Well, for me it’s waking up beside you
To watch the sunrise on your face
To know that I can say I love you
At any given time or place

It’s little things that only I know
Those are the things that make you mine
And it’s like flying without wings
‘Cause you’re my special thing
I’m flying without wings

And you’re the place my life begins
And you’ll be where it ends

I’m flying without wings
And that’s the joy you bring
I’m flying without wings

 

Wicked Games

 

Lagu ini dikirim via whatsapp oleh seseorang yang entah mengapa sedang membatasi dirinya.

 

Wicked Games by Stone Sour

The world was on fire and no one could save me but you.
Strange what desire will make foolish people do.
And I never dreamed that I’d meet somebody like you,
And I never dreamed that I’d lose somebody like you.

No, I don’t wanna fall in love
No, I don’t wanna fall in love
With you
With you

What a wicked game to play
To make me feel this way
What a wicked thing to do
To make me dream of you
What a wicked thing to say
You never felt that way
What a wicked thing to do
To make me dream of you

And I don’t wanna fall in love
No, I don’t wanna fall in love
With you
With you

World was on fire and no one could save me but you.
Strange what desire will make foolish people do.
And I never dreamed that I’d meet somebody like you,
And I never dreamed that I’d lose somebody like you.

No, I don’t wanna fall in love
No, I don’t wanna fall in love
No I
No I

Nobody loves no one

Saya Tidak Menginginkan Kamu Hadir Dalam Hidup Saya

Saya Tidak Menginginkan Kamu Hadir Dalam Hidup Saya

Dari kecil saya sudah akrab dengannya. Sampai sekarang. Tapi tetap saja nggak suka. Kata orang harusnya saya sudah terbiasa. Yah, mau gimana. Nyatanya rasanya tetap sama buat saya dan belum bisa bikin saya ngerasa terbiasa.

Saya butuh waktu 5-10 menit untuk mempersiapkan diri menerimanya melalui mulut, ke tenggorokan, (bahkan terasa melewati dada), kemudian menyelongsong ke jaringan usus-usus itu.

Dan, Saya tidak menginginkan kamu hadir dalam hidup saya.

Pada Saat Lemahnya

Pada Saat-Saat lemahnya, Kadang Manusia Hanya Ingin Dipertahankan Oleh Orang Yang Ia Sayang dan Butuhkan. Diperlakukan Seimbang.

Pada Saat Lemahnya. Kadang Manusia Hanya Ingin Dipertahankan. Ketika Mulut Mengeluarkan Ya, Padahal Hati Bilang Jangan. Ia Hanya Berharap Orang Tersayang Yang Dibutuhkan Bersikeras Bilang Jangan. Tak Terabaikan. Terhindar Dari Sendirian.

Marmut Merah Jambu by Raditya Dika – Lebih Serius Tentang Cinta Disertai Tawa

Hello Readers!

Buat yang ngerayain Hari Raya Waisak, saya mau ngucapin Selamat Merayakan!

Pagi ini saya mulai dengan menyelesaikan buku terbaru dari Raditya Dika, ‘Marmut Merah Jambu’. Adek saya pre order buku itu lewat kutukutubuku.com.

Marmut Merah Jambu a.k.a MMJ punya cover yang didominasi warna putih, merah jambu (kalo nggak mau disebut pink), dengan gambar-gambar animasi berwarna soft, nggak ketinggalan gambar Radith yang lagi pakai kaos MMJ. Pertama kali liat buku ini yang ada di kepala gw buku ini berjenis kelamin PEREMPUAN! Iya, Perempuan! Dimata saya, diliat dari covernya, MMJ itu berjenis kelamin perempuan. Ummm… Raditnya sih tetep berjenis laki-laki lah. Eh, atau udah ganti?

Marmut Merah Jambu

Marmut Merah Jambu

Begitu adek ngasih buku ini ke saya, yang pertama kali saya ingin lihat adalah, bener nggak ada tanda tangannya Radith. Bener kok. Ada tanda tangannya Radith.

Saya: “Adek, kok tanda tangannya kayak coret-coret gini c?!!”

Adek: (Ketawa cekikikan) “Hihihihihi.” “Kan ak udah bilang tanda tangannya acak-acakkan.”

Tanda tangan Radith

Tanda tangan Radith

Meskipun kayak coret-coretan, saya tetep seneng punya buku Radith yang ada tanda tangan Radithnya. Sebelumnya saya juga punya tanda tangan Mba Fira Basuki di bukunya ‘Astral Astria’. Bedanya, saya bisa dapat tanda tangan Mba Fira dengan langsung minta ke Mba Fira nya sendiri *ceritanya gw bangga*.

Seperti yang Radith pernah bilang di blognya, MMJ bercerita tentang cinta. Tepatnya tentang cinta dimata Raditya Dika.  Saya penasaran. Bagaimana Radith akan bercerita tentang cinta, cintanya, dengan gayanya bercerita.

Beberapa cerita dalam buku ini memang sudah pernah ditulis Radith dalam blognya. Tapi entah mengapa, membaca ulang cerita-cerita itu tidak menjadi hal yang membosankan, tetap renyah, dapat membuat tertawa atau kadang menimbulkan seulas senyum.

Saya dan adek saya penasaran, apakah Radith akan memasukkan cerita cintanya dengan Sherina di buku ini. Jawabannya: Ya. Tentang gimana ceritanya, tentu lebih asik kalau kamu baca sendiri. Kalau nggak salah, dari 13 cerita yang ada, dua diantaranya bercerita tentang ia dan Sherina.

Setelah selesai membaca MMJ, saya melihat buku ini memang berbeda dibandingkan buku-buku Radith terdahulu. Buku ini lebih “human”. Lebih menyentuh. Nggak hanya membuat kita tertawa dan tersenyum, tapi juga membuat kita lebih memahami manusia lain di sekitar kita. Nggak hanya menghibur, namun juga membuat kita belajar.

‘For other people, they see me as a clown, but for you, I show you the human.’

Itu kalimat favorit yang saya dapat dari MMJ. Kalimat ini memang mengingatkan saya akan sesuatu..

Saat kamu bertemu atau bersama seseorang (atau beberapa orang), pernah nggak kamu merasa nggak menjadi diri sendiri? Pernah nggak kamu merasa kamu harus bersikap sesuai dengan “tuntutan”? Berapa kali kamu bisa bersikap “seadanya” ?

Ok, back to MMJ. Buku ini juga “memuat” tips-tips cinta ala Raditya Dika. Tips-tips yang kadang ngaco tapi kadang ada benarnya juga. Buat yang pernah nonton Kambing Jantan the Movie, melalui MMJ kita bisa tahu sedikit behind the scenenya.

Humm.. finally, I can say, I like this book! This is one of my favorite books.

You better read it by yourself, folks.

Oktaviani, Cabs!

Note:

Adekku sayang, makasih ya buat MMJnya :*

I’M STILL A HUMAN

Human

Human - taken from fotolia.com

Beberapa waktu lalu seorang sahabat menulis dalam blognya. Judul tulisannya kali itu adalah, “I’m only human and I’m selfish.” Sahabat saya itu mengungkapkan sisi manusia yang lain dari dirinya yang mungkin belum dilihat atau diketahui oleh banyak orang. Ia memutuskan untuk menjadi seseorang yang untuk sementara waktu hanya ingin mengutamakan tentang perasaannya sendiri dan tidak begitu mempedulikan apa yang orang lain katakan tentangnya. Sahabat saya untuk sementara waktu hanya ingin didengarkan dan sedang tidak ingin mendengarkan. Untuk semua itu ia memiliki alasan yang menurutnya sangat kuat.

Semua ada waktunya, dan ketika sahabat saya berbagi tentang apa yang ia putuskan, untuk menjadi seseorang yang “egois”, saya menghormati keputusan tersebut tanpa ingin menilai itu benar atau salah. Beberapa orang yang saya tuakan pernah berkata bahwa di dunia ini apa yang benar dan apa yang salah adalah hasil dari kesepakatan antara manusia. Sebenarnya yang bisa menilai sesuatu benar atau salah yang sebenar-benarnya hanya Tuhan. Dan tentang perasaan bagi saya bukan tentang benar atau salah.

Sahabat saya benar, she’s a human and at some time human need to be selfish. Kita selalu perlu waktu untuk memanjakan diri kita sendiri. Tapi tentu saja kita harus mengerti batasannya.

Rasa. Berbagai macam rasa hadir dalam hidup. Rasa yang manusia tidak dapat mengendalikan kapan akan muncul rasa-rasa tersebut. Yang manusia dapat kendalikan adalah akibat atau konsekwensi yang akan ditimbulkan dari rasa tersebut. Contoh, katakan pada saya bagaimana kita bisa mengendalikan munculnya rasa CINTA atau SAYANG? Kamu BISA?

Saya memang tidak ingin berusaha mengendalikan perasaan milik sahabat saya. Entah itu perasaan penatnya, perasaan bosannya, perasaan marahnya, atau perasaan sedihnya sehingga ia mengambil keputusan untuk menjadi orang yang “egois”. Karena setiap manusia berhak merasakan setiap rasa yang ada, selama rasa itu tidak ia pergunakan untuk berbuat yang tidak baik dengan orang-orang disekitarnya.

Saya juga tidak ingin memberikan tengat waktu kepadanya atau memberi  “aba-aba” supaya ia tidak lama-lama dalam menjalani masa “egoisnya” itu. Lama atau cepat tidak akan membuat sahabat saya belajar tentang dirinya lebih jauh. Melainkan rasa cukup atau tidak cukup yang akan membuatnya tahu kapan ia harus kembali seperti semula. Sahabat saya akan jujur pada perasaannya. Pada kriteria-kriteria yang memberinya tanda kapan ia merasa cukup atau belum cukup.

Salah seorang teman dari sahabat saya tersebut mengekspresikan bahwa ia kurang setuju dengan keputusan yang sahabat saya ambil. Well, perbedaan selalu muncul untuk membuat kita belajar, bukan?! Paling tidak belajar untuk menghadapi perbedaan itu sendiri. Jadi, saya tidak ingin mempermasalahkan itu sama sekali karena kita tidak bisa mengatur rasa dan jalan pikiran orang lain. Selama perbedaan itu diekspresikan dengan cara yang baik maka semua yang berada dalam lingkaran perbedaan tersebut akan sama-sama belajar.

Saya. I’m also still a human. Saya punya rasa bosan, rasa marah, rasa lega, rasa tidak puas atau sebaliknya. Ada suatu waktu dimana berbagai rasa itu membuat saya harus mengambil keputusan untuk melindungi diri saya sendiri dan untuk tidak membiarkan orang lain dapat menjatuhkan saya begitu saja. Pernahkah kamu mendengar bahwa kamu tidak akan bisa dijatuhkan oleh siapapun kecuali ketika kamu mengijinkannya?

Manusia tidak pernah tidak terjatuh. Manusia tidak pernah tidak merasakan rasa sakit. Dan manusia wajib berusaha berdiri kembali dan keluar dari rasa sakit itu.

Kamu dan saya mungkin memiliki cara yang berbeda untuk keluar dari rasa sakit. Cara yang berbeda untuk melindungi diri. Selama cara saya dan kamu dikeluarkan tanpa merugikan orang lain, maka menurut saya semua akan baik-baik saja dan lagi-lagi kita akan belajar tentang perbedaan.

Salah satu syarat menjadi dewasa adalah dengan menyadari dan siap menerima setiap konsekwensi dari keputusan yang diambil.

Well, back to the title. I’m just trying to say that I’m also only a human. I’m still a human. Saya punya rasa dan manusia lain tidak berhak mengatur rasa saya. Berdasarkan rasa yang saya miliki, saya juga memiliki hak untuk mengambil sebuah keputusan dengan alasan yang (bagi saya) kuat dan saya harus memperhitungkan konsekwensi apa saja yang akan timbul dari keputusan saya. Jika ada sesuatu yang terjadi diluar perkiraan saya, maka itu adalah takdir.

Jika ada yang bertanya sampai kapan saya akan berada dalam keputusan saya. Maka jawabannya adalah sampai saya merasa cukup. Jangan tanya saya sampai kapan dalam hitungan angka. Karena saya hanya akan menjawab tidak tahu. Selalu ada waktu untuk semuanya, teman.

Oh ya, saya teringat perkataan seorang teman lama. Ia berkata jika kita berbuat baik maka berbuat baiklah karena memang sudah semestinya sebagai manusia kita berbuat baik. Kita berbuat baik bukan karena ingin dianggap baik,bukan  ingin memenuhi norma-norma tentang kebaikan yang pernah diajarkan kepada kita, namun karena hati kita merasa bahwa sudah seharusnya kita berbuat baik. Itu saja.

See ya folks!

🙂