Denger-denger ada yang bilang kalau musim hujan mencapai puncak (ke-ekstrim-an)nya pertengahan November. Musim hujannya sendiri akan berlangsung sampai (ada yang bilang) Desember atau (ada yang bilang juga) Februari. Sedia payung sebelum hujan, ah itu mah biasa. Sekarang, sedia strategi sebelum banjir. Siapkan mental sebelum macet dan stuck di jalan ;D
Siapa sih yang suka macet? Apalagi sampai susah pulang. Nggak ada. Siapa sih yang seneng banjir datang? Kamu nggak suka. Saya juga. Lalu? Kesel? Marah? Sebel? Menyalahkan pemerintah? Boleh. Tapi jangan berhenti sampai situ dan mengulang hal itu-itu aja. Koreksi diri jangan lupa 😉
Merasa udah bayar pajak jadi berhak marah (nggak terarah) sama pemerintah? Jangan sombong ah. Bayar pajak tapi masih buang sampah sembarangan, ya percuma. Pembayar pajak juga masih banyak yang nggak mau naik angkutan umum. Maunya naik kendaraan pribadi. Bahkan banyak keluarga yang memiliki kendaraan pribadi lebih dari satu dan dipakai dalam waktu yang bersamaan. Nggak mau naik angkutan umum karena nggak nyaman? Nggak asik karena mesti naik turun? Oke deh.
Akibatnya jumlah kendaraan di Jakarta mencapai 6,7 juta unit, dengan pertumbuhan 1.172 unit per hari. Bandingkan dengan panjang jalan yang 7.650 kilometer, dan dengan pertumbuhan panjang jalan yang hanya 0,01 persen per tahun (tempo interaktif).
Belum lagi yang hobi bangun gedung-gedung di atas lahan yang seharusnya bisa jadi lahan hijau. Mereka juga bayar pajak loh. Membayar pajak itu konsekwensi mau tinggal di Jakarta. Kalau nggak bayar pajak, boro-boro macet, jalanan tol kayak sekarang aja mungkin kita nggak punya.
We can do better, people.
Bike to work bisa dicoba. Ikutan Gerakan Nebeng Nasional juga boleh. Kalau ada 4 orang tetanggaan, punya mobil semua, terus daerah beraktivitasnya searah, kenapa nggak gantian bawa mobilnya. Jadi 1 orang bawa mobil, sisanya nebeng.
Cape goes sepeda? Males ngurusin nebeng-nebengan? Tetep mau naik mobil pribadi? Atau masih tetep buang sampah sembarangan? Nggak bisa berbuat apa-apa ngeliat gedung-gedung baru ngambil lahan hijau? Ya udah, nggak usah kebanyakan nyalahin pemerintah. Cari celah, nikmati sajalah. Kalau perlu (dan bisa) malah bantu cari solusi dari permasalahan. Sampaikan kepada pihak yang benar dan berkaitan. Itu baru namanya kritik untuk pembangunan supaya bisa lebih baik di masa depan.
Kita nyanyi yuk. #Siapa suruh datang Jakarta//Siapa suruh datang Jakarta//Sendiri susah sendiri rasa//edoe…. sayang….#
Kalau Jakarta lagi “nggak ramah”, terus kita cuma bisa (selalu) marah-marah, lupa ya kalau cari uangnya juga di Jakarta?? Merasa rugi udah bayar pajak? Oke deh, kalau gitu pindah aja dari Jakarta dan cari tempat yang nggak usah bayar pajak 😉
Selagi masih ingin tinggal di Jakarta, bantu Jakarta semampu kita. Dimulai dari diri sendiri, dari hal yang “kecil”.
We Can Do Better, People.
Keluar dari Jakarta.
Negara kita dirundung duka. Bencana alam mulai dari Wasior, Tsunami di Mentawai, dan Merapi yang meletus di Yogyakarta. Kemana ormas-ormas yang (suka) mengatasnamakan agama dan menginginkan jihad?? Kemana orang-orang dan mahasiswa yang selalu bersemangat demo di jalanan??
Kenapa ormas-ormas itu nggak meramai-ramai datang ke TKP bencana? Atau berbondong bantu kumpulkan bantuan? Para pendemo harusnya bisa “berdemo” menyerukan cara bagaimana bisa membantu yang sedang membutuhkan. Mengingatkan masyarakat lainnya untuk tidak hanya berdiam.
We Can Do Better, People.
Bukan waktunya terlalu sibuk menuding pemerintah, bukan saatnya menjelekkan Presiden. Ada yang bilang ini tanda akhir jaman. Udah? Gitu aja? So what?? Terus kenapa??
Kita masih hidup di dunia. Nggak usah kebanyakan mengkambing hitamkan akhir jaman atau semacamnya. Tahu nggak, bencana ada sebagai tanda untuk berkaca serta ladang amal buat manusia.
We Can Do Better, People.
Kalau kamu bisa nonton David Foster, bisa makan di mall, malu lah kalau nggak menyisihkan buat membantu mereka yang kesulitan?!
Setiap hari rata-rata makan siang kamu 15.000? Pasti bisa dong menyisihkan 5000 setiap hari dalam hitungan seminggu buat makan mereka yg lagi butuh bahan makanan?!
Buat yang masih sekolah atau kuliah, bisa “patungan” sama temen-temen kumpulin sumbangan buat bencana alam.
We Can Do Better, People.
Nggak usah selalu uang. Periksa lemari di kamar. Cari pakaian yang bisa disumbangkan.
Punya uang pas-pas-an, baju udah banyak yang dikasih ke orang. Bantu doa tulus dari hati yang paling dalam kalau bisa nggak usah punya keinginan memperlihatkan ke orang-orang.
Media sosial manfaatkan secara maksimal. Berbagi informasi bencana. Berbagi cara untuk berbagi. Kalau kata adik saya, sekecil apapun hal yang kamu bagi mungkin saja berpengaruh banyak buat orang lain. Meskipun itu hanya sebuah status fb atau timeline twitter.
We Can Do Better, People.
Bank BCA, KCU Thamrin Jakarta, Nomor Rekening 206.300668.8, atas nama Kantor Pusat PMI. Bank Mandiri, KCP JKT Krakatau Steel, Nomor Rekening: 070-00-0011601-7, atas nama Palang Merah Indonesia. BRI, KC Pancoran, Jakarta, Nomor Rekening: 0390-01-000030-30-3, atas nama Palang Merah Indonesia.
Eits, jangan langsung transfer. Cek dulu secara langsung di website PMI, sekalian cari tahu info lebih lanjut 😉
Atau kamu tinggal googling tempat lain yang juga menyalurkan bantuan.
Indonesia punya kita (semua). Bukan cuma Presiden dan Pemerintah saja yang harus berusaha. Kita juga! Pray for Indonesia, Act For Indonesia. Lakukan yang lebih nyata.
Come on! WE CAN DO BETTER, PEOPLE!
*gambar diambil dari www.holdyourpeace.net